Langsung ke konten utama

Kerisauan Mereka

Tiada cinta yang murni selain cinta dari orang tua untuk anaknya.
disaat sudah sebesar ini, baru terasa sedikit penyesalan.
penyesalan dimasa kecil dan disaat masih menjadi remaja yang labil.
dulu aku berpikir, kenapa aku tidak bisa bebas seperti teman-temanku yang lain?
bebas bergaul dengan siapapun,
bebas pergi kemana saja dan dengan siapa saja,
bebas pergi tanpa terkekang oleh jam pulang,
dan kebebasan lain yang diinginkan oleh anak-anak remaja umumnya.
disisi lain, orangtuaku dengan lemah lembut dan terbuka secara tidak langsung mengajarkan banyak hal tentang kehidupan.
dan oleh karena itu lah pikiran-pikiran burukku teredam

sekarang terasa..
itulah sedikit dari banyak cinta yang diberikan oleh orang tua.
kekhawatiran bagaimana anak perempuannya kelak dimasa depan..
karena pendidikan pertama adalah dari keluarga
namun saat beranjak remaja, lingkungan akan sangat mempengaruhi pola pikir dan perkembangan anaknya juga.

sekarang terasa..
lingkar pertemananku yg terdekat meskipun tidak terlalu banyak, diisi oleh mereka-mereka yang 'baik'
baik dalam artian yang tidak menjerumuskanku ke hal-hal yang kurang terpuji atau yang menjauhkan diri dari Tuhan.
baik dalam artian memotivasi dan mengajak ke arah yang positif
baik dalam artian satu frekuensi tentang pandangan hidup
meskipun ada beberapa orang yang tidak sepandangan dan berbeda gaya pergaulan, ah biar saja itu hidup mereka.
toleransi.
biar mereka menjalani kehidupannya dan aku tidak usah ikut kearah yang menurutku kurang baik. relatif.
tapi teman tetaplah teman. kalau kita bisa mengajak ke arah kebaikan, kenapa tidak?
berbuat baik kepada sesama bukankah ajaran yang global?

sekarang terasa..
disaat mencari pendamping hidup.
bagiku, belum saatnya untuk berkeluarga. pun begitu bagi orangtuaku.
tapi ada hal menarik yang disampaikan mereka.
tentang kerisauan mereka pada anak perempuan pertama mereka.
diumur sekarang, untuk ukuran perempuan, bagi mereka perlu untuk mencari.
bukan untuk segera menikah, tapi mencari pandangan.
karena wanita diumur-umur segini adalah target dari orang-orang yang mencari atau dicarikan pendamping hidup wanita.
mereka bingung apa yang harus dikatakan kepada orang-orang yang menanyakan anak perempuan pertama mereka...
kalau pilihan anak perempuan mereka tidak memberikan kepastian, mengapa mereka membiarkan anak perempuan mereka menggantung begitu saja?
mereka tidak ingin membiarkan anak perempuan mereka dipermainkan dan hanya dijadikan pelampiasan untuk kesenangan semata.
lagi-lagi, bukan berarti mereka ingin segera anak perempuannya menikah
tapi, hubungannya dengan kepastian. dan..entahlah.. umur wanita disini penting untuk diperhatikan terkait keturunan.

namun tetap,
bagi mereka, kebahagiaan anak perempuan mereka adalah yang utama.
bila anak perempuan mereka sudah memiliki pilihan, mengapa tidak diteruskan saja?
tapi ada beberapa hal yang memang perlu diperhatikan.

kata mereka, tidak usah risau tentang materi.
kata mereka, hanya orang-orang yang tidak berilmu dan beragama yang mementingkan urusan duniawi.
materi bisa dicari oleh orang-orang yang mau berusaha dan berdoa untuk dicukupkan.
kata mereka, mereka tahu mana orang bisa berkembang dimasa depan.
tidak perlu muluk-muluk untuk sekarang, karena semua butuh proses dan usaha dari yang bersangkutan bila memang ingin berusaha.
Allah akan memberikan jalan dan mencukupi semua kebutuhannya.

yang perlu dirisaukan anak perempuan mereka yaitu agama, keluarga, dan pribadi dari pilihan itu sendiri.
agama yang baik serta lingkungan keluarga yang harmonis secara tidak langsung membuat pribadi itu menjadi baik.
pribadi yang baik akan selalu berpikir positif, jujur, bekerja keras, pintar, dan taat beragama.
semua itu sudah menjadi lingkaran. takut pada Tuhan itu yang nomor 1.

kerisauan lain juga berasal dari beberapa teman mereka.
ada contoh seorang istri yang ingin bercerai dengan suaminya karena lingkungan keluarga dan lingkungan pertemanan suaminya tidak kondusif.
jauh agama.. dan tidak takut Tuhan.
disaat umur menginjak kepala 4, akan ada cobaan yaah seperti pubertas kedua.
materi yang sudah cukup, keluarga harmonis, yang tidak dibarengi dengan agama yang kuat, tidak takut Tuhan,
akan menjadikan orang untuk melenceng dari jalan-Nya.
bermain dengan perempuan lain, mencari kesenangan dunia lain. harta-tahta-wanita memang benar adanya.
begitu adanya,
mereka tidak ingin keluarga mereka seperti itu.


ah,
terlalu frontal..

masih banyak hal lain yang mereka katakan untuk anak perempuannya.
cukup sekian untuk menjadi renungan kita semua,
dan beberapa hal lain untuk aku renungkan sendiri.

jalan memang masih jauh,
tapi
kita bisa menentukan seberapa jauhkah jalan yang akan ditempuh.
kita bisa memilih jalan yang akan ditempuh.
kita bisa menentukan tujuan dari akhir jalan itu sendiri.

waktu masih panjang,
tapi apakah kita bisa menjamin waktu yang tidak ada satupun manusia yang mengetahui dengan pasti?

yasudahlah,
percaya saja bahwa jalan-Nya memang skenario terbaik.

"Evil words are for evil men, and evil men are [subjected] to evil words. And good words are for good men, and good men are [an object] of good words. Those [good people] are declared innocent of what the slanderers say. For them is forgiveness and noble provision"[an-nur:26]
"Fighting has been enjoined upon you while it is hateful to you.
But perhaps you hate a thing and it is good for you;
and perhaps you love a thing and it is bad for you.
And Allah Knows, while you know not" [al-baqarah:216]
....

hahaha. sudah besar ya ternyata?

Komentar

Popular Post :